Plt. Dirjen KI: KI Ada di Sekitar Kita dan Punya Nilai Ekonomi

Bandung - Kekayaan Intelektual (KI) memiliki kaitan erat dengan manusia di kehidupan sehari - harinya. Mulai dari bangun tidur hingga akan tidur kembali, KI ada di sekitar kita dan KI juga erat kaitannya dengan nilai ekonomi.

“Contoh sederhana, shampo yang kita gunakan sehari-harinya itu memiliki merek, paten pada formula samponya, juga desain industri untuk dari segi kemasan produk sampo tersebut,” terang Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal (Dirjen) KI Razilu pada Podcast ‘Operasi’ Obrolan Pencari Inspirasi dan Informasi, Jumat 20 Mei 2022.

Lanjutnya, ia menerangkan bahwa KI memiliki jangka waktu pelindungan dalam eksploitasi nilai ekonominya. Selepas jangka waktu itu, KI akan menjadi milik umum. Artinya, apabila orang lain menggunakan KI tersebut maka tidak akan menjadi pelanggaran. 

“Salah satu rezim KI yaitu hak cipta yang memiliki masa pelindungan seumur hidup ditambah 70 tahun setelah meninggal dunia. Untuk rezim merek 10 tahun dan bisa diperpanjang pelindungan mereknya. Namun, untuk paten itu tidak bisa diperpanjang pelindungannya,” tutur Razilu.



Menurut Razilu, negara maju adalah negara yang mengedepankan kekayaan intelektualnya. Sebagai contoh, dapat dilihat dari semua negara yang bergabung pada G20, ekonomi negara-negara tersebut distimulasi oleh kekayaan intelektualnya yang terdepan seperti Jepang salah satunya.

Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM terus berupaya untuk ikut dalam memulihkan dan meningkatkan perekonomian nasional, salah satunya dengan Persetujuan Otomatis Pencatatan Hak Cipta (POP HC) yang telah diluncurkan oleh Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H. Laoly, pada 6 Januari 2022.

“Dengan POP HC kami memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam hal pencatatan ciptaan. Surat pencatatan ciptaan akan terbit kurang dari 10 menit. Di sini kami ingin mengubah mindset masyarakat bahwa sekarang pencatatan ciptaan itu tidak susah dan tidak perlu ribet lagi,” kata Razilu.

Menanggapi hal itu, salah satu musisi asal Kota Bandung, Balum, menyampaikan pengalamannya dalam menggunakan POP HC.

“Saya kemarin sudah mencoba sendiri POP HC ini. Ternyata sangat gampang dan mudah banget hanya 3-4 menit saja surat pencatatannya terbit,” ungkap Balum.

Selaras dengan Balum, penyanyi jebolan ajang pencarian bakat sekaligus Duta KI Jawa Barat, Firman Siagian juga menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah dalam hal ini DJKI yang telah memberikan kemudahan khususnya kepada para musisi untuk mencatatkan karya ciptaannya dengan POP HC.



“Menurut saya, dengan adanya POP HC ini merupakan wujud nyata dari pemerintah yang membuktikan benar-benar hadir di tengah masyarakat kita semua,” kata Firman.

Menurutnya, kini musisi di Indonesia tidak perlu khawatir lagi karena kini ide maupun karya yang dihasilkan telah didukung oleh negara dan dapat dilindungi pelindungan hukumnya.

Di kesempatan yang sama, Razilu juga melakukan kunjungan ke kegiatan Mobile Intellectual Property Clinic (MIC) atau Klinik KI Bergerak di Kota Bandung. Ia berharap dengan adanya MIC, DJKI dapat mendengar masyarakat dan dapat menjawab serta memberikan solusi atas permasalahan-permasalahan yang ada di tengah masyarakat kini. (ver/kad)





LIPUTAN TERKAIT

DJKI Lakukan Pencanangan Pelayanan Publik Berbasis HAM

Melaksanakan pelayanan publik yang cepat, tepat, berkualitas, dan non-diskriminatif merupakan komitmen Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) dalam menyelenggarakan pelayanan publik yang prima.

Senin, 25 Maret 2024

DJKI Lantik JFT Analis KI dan Arsiparis

Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) melantik sejumlah pejabat fungsional tertentu (JFT) untuk jabatan arsiparis muda dan mada serta analis kekayaan intelektual pertama dan muda pada Senin, 25 Maret 2024 di Aula Oemar Seno Adjie, Jakarta Selatan. Pengambilan sumpah jabatan dari sejumlah 59 orang ini dilakukan melalui daring maupun luring.

Senin, 25 Maret 2024

Delegasi Indonesia Hadiri Pertemuan ANIEE ke-13 di Singapura

Delegasi Republik Indonesia yang dipimpin oleh Direktur Penyidikan dan Penyelesaian Sengketa Anom Wibowo menghadiri pertemuan Asian Network of Intellectual Property Enforcement Expert (ANIEE) di Singapura pada Jum’at, 22 Maret 2024.

Sabtu, 23 Maret 2024

Selengkapnya