Seminar Psikologi DJKI: Kesehatan Mental Selama Pandemi Penting untuk Produktivitas Pegawai

Jakarta - Pentingnya berdamai dengan diri sendiri dan lingkungan khususnya lingkungan pekerjaan di tengah berbagai ketakutan yang mengancam selama pandemi merupakan hal yang perlu diperhatikan. Maka dari itu, dalam rangka pembekalan mental pegawai, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) mengadakan webinar psikologi yang merupakan rangkaian webinar DJKI dalam peringatan HUT ke 76 Kemerdekaan RI pada Rabu, (18/8/2021). 

Dilansir dari data Survey IDN Times yang melibatkan 400 partisipan pada Desember 2020 hingga Januari 2021, sebuah lembaga penelitian non-pemerintah, mengungkapkan tercatat 63% pekerja kesulitan membuat batas antara pekerjaan kantor dan rumah. Hal ini yang menyebabkan kesehatan mental menurun, pekerja merasakan produktivitas menurun sampai dengan merasakan parental burnout di kondisi pandemi Covid-19 saat ini. 

Webinar yang dibuka oleh Sekretaris DJKI, Chairani Idha bertema "Mental Produktif Kala Pandemi" ini, mengundang Analisa Widyaningrum, CEO Analisa Personality Development Center (APDC) yang membagikan materi berupa teori psikologi yang dapat menjadi motivasi dalam menjaga kesehatan fisik dan mental sebagai insan pengayoman yang peduli, responsif, adaptif, dalam mengatasi pandemi agar tetap produktif. 

Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan mental merupakan suatu kondisi sehat utuh dengan mampu menyadari pikiran, perasaan, serta perilaku sehingga dapat produktif dan kolaboratif secara sosial dan ekonomi.  

Bosan, jenuh, hingga stres meningkat dirasakan pekerja kantor pada kondisi pandemi saat ini. Sistem kerja Work From Home (WFH) yang menuntut para pekerja agar tetap produktif dalam bekerja, namun terdapat beberapa hal yang tidak bisa dikendalikan.  

Menurut Analisa, stres merupakan suatu ancaman timbulnya rasa kecemasan akan berbagai hal. Pegawai kantor saat ini banyak merasa ketakutan akan terkena Covid-19, beban pekerjaan bertambah berat, beban ekonomi yang harus ditanggung, ketakutan financial, hingga menurunnya interaksi dengan pasangan atau keluarga.  

“Untuk merespon kondisi tersebut, bahwa perlu diingat saat ini kita dalam waktu dan situasi yang sama adalah bagaimana kita dapat me-manage pekerjaan juga kehidupan kita. Jika tidak, alarm otak tengah akan terus berbunyi dan dia akan mengirimkan ke sistem tubuh yang kemudian ini mengirimkan sinyal ke otak yang membuat kita susah tidur hingga gampang sakit,” terangnya. 

Selanjutnya, Analisa mengungkapkan bahwa kesehatan mental itu dampaknya berkelanjutan ke sistem tubuh lainnya. Saat kita terganggu mentalnya, tanpa kita sadari akan turun ke bawah, emosi yang dirasakan sehingga akan susah tidur. Dari kesulitan tidur, kesehatan fisik juga akan terganggu.  

“Maka, untuk menghilangkan stres dapat dilakukan dengan teknik relaksasi pernafasan melalui hidung dan hembuskan secara perlahan melalui mulut, juga bisa menceritakan stresnya kepada orang lain yang dipercaya, dan olahraga yang dapat menyehatkan kondisi jantung kita," ungkap Analisa. 

Selain itu, Analisa menyampaikan dari sebuah penelitian bahwa saat ini banyak sekali pekerja yang memiliki kemampuan dan bakat yang baik, namun mereka tidak memiliki manajemen pengendalian stres yang baik. Hal ini yang membuat produktivitas menurun. Mengontrol emosi merupakan cara yang baik dilakukan untuk bisa beradaptasi di situasi pandemi. 

“Kondisi ini membuat kita kehilangan aktivitas, produktivitas, sebagai manusia kita memiliki dorongan, nafsu, yang membuat kita ingin melindungi diri dari kecewa. Jadi kita selalu mencari pembenaran untuk melindungi diri. Hal ini sangat tidak produktif, ini yang disebut tidak sehat. Kuncinya, awareness adalah mental yang sehat,” ujar Analisa.  

Dia menambahkan, mental yang sehat adalah mental yang kita sadari yaitu seberapa kita memahami diri kita sendiri. Growth mindset, manajemen stres sangat penting untuk mental yang sehat. Kita harus menerima, tapi tidak boleh pasrah karena itu juga tidak baik untuk kesehatan mental yang membuat kita lemas dan kehilangan energi sehingga mengganggu kesehatan mental.

“Apabila kita merasa tidak memiliki tujuan, visualisasikan lagi kenapa kita melakukan apa yang kita lakukan, jadikan itu motivasi dan buat kita merasa bermakna dengan ingat pencapaian-pencapaian kita untuk memotivasi dan membuat kita achieve lebih. Juga jangan lupa dengan good habit agar membuat kita tetap produktif serta positive communication itu sangat penting untuk menjaga kualitas komunikasi dengan keluarga,” tutupnya.  

Webinar yang diikuti 920 peserta yang merupakan pegawai di lingkungan Kemenkumham berlangsung sangat interaktif, tak sedikit dari peserta yang turut berbagi kisah selama pandemi, peserta webinar juga diajarkan cara menghadapi rasa kesedihan dan kehilangan agar dapat kembali fokus dalam melakukan apa yang sedang dilakukan. 

Besar harapan Idha agar webinar ini dapat menginspirasi dan membangkitkan semangat para pegawai untuk tetap sehat jiwa raga, hidup teratur dan produktif serta semangat dalam bekerja dan menjalani kehidupan di masa pandemi ini. Tidak lupa juga, dengan tetap diadakannya rangkaian acara ini juga menjadi salah satu alasan untuk meningkatkan kreativitas dalam menghadapi kondisi new normal. 

Sebagai informasi, webinar ini merupakan rangkaian pertama dari total 3 webinar yang akan dilaksanakan sampai dengan tanggal 20 Agustus 2021. DJKI terus berupaya untuk memberikan fasilitas terbaik kepada pegawai. Selanjutnya, pada hari berikutnya akan diselenggarakan juga webinar financial planning dan webinar kesehatan. (ver/dit)


LIPUTAN TERKAIT

Miliki Prestasi dan Potensi KI, DJKI Gelar Penghimpunan Aspirasi Publik di Sulawesi Selatan

Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) kembali menggelar kegiatan Penghimpunan Aspirasi Publik dalam rangka Penyusunan Rancangan Teknokratik Rencana Strategis (Renstra) DJKI Kemenkumham 2025-2029 pada tanggal 26-27 Maret 2024 di Hotel The Rinra Makassar.

Rabu, 27 Maret 2024

Indonesia Hadir Dalam WIPO Regional Meeting on Strengthening The ASEAN Regional Technology and Innovation Support Center Network

Dalam rangka mendorong pertukaran pengalaman dan praktik terbaik serta mendorong kerja sama antar negara anggota ASEAN dalam mengembangkan jaringan Technology and Innovation Support Center (TISC) nasional yang efektif dan berkelanjuntan, World Intellectual Property Organization (WIPO) dengan dukungan Japan Patent Office (JPO) menyelenggarakan WIPO Regional Meeting on Strengthening the ASEAN Regional Technology and Innovation Support Center (TISC) Network, 21 – 22 Maret 2024 di Vientiane, Laos.

Jumat, 22 Maret 2024

DJKI Terima Kunjungan Universitas Hasanuddin Bahas Peningkatan Permohonan Paten

Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) menerima kunjungan perwakilan dari Universitas Hasanuddin Makassar pada Kamis, 21 Maret 2024 di Kantor DJKI, Jakarta. Kunjungan dilakukan dalam rangka untuk berdiskusi terkait upaya peningkatan permohonan paten di Universitas Hasanuddin.

Kamis, 21 Maret 2024

Selengkapnya